02 March 2009

Biarkan Anak-anak bermain !!!!


Sore kemarin, Gw tertegun di depan teras, memandangi Jalan sekitar yg amat sepi. Ya …. sepi … benar-benar sepi. Padahal setahu gw dilingkungan tempat gw tinggal banyak sekali anak-anak dan anak setengah baya (remaja). Hal ini gw ketahui ketika event 17 agustusan tahun kemarin.


Anak-anak berlomba mengambil koin


Kemana … dan dimana mereka semua ??? padahal sore itu cuaca cerah sekali. Keesokan harinya kondisi yg sama gw jumpai, Sore yg cerah dengan suasana jalan yg sepi. (He..he.. kayak judul lagu peterpan aja).


Memori otak gw yg kusut pun mencoba mengingat-ingat kembali kondisi lingkungan gw 15 tahun yg lalu, dimana setiap sorenya sehabis sholat ashar di mushola, kami para anak-anak berkumpul bersama merencanakan kegiatan menghabiskan waktu sore hingga menjelang malam. Biasanya kami bermain sepeda, mengelilingi komplek yg jalannya masih berbalut batu kerikil. Jika bosan bersepeda biasanya kami berkumpul di tanah lapang dekat rumah, bermain sepak bola, Layang-layang, kelereng, Galaksin, benteng, Petak umpet, Kuda Suit, Bola Gebok (kasti) atau permainan rakyat lainnya.

Bermain Sepeda, Bermain Layang-layang


Bermain Petak Umpet


Sedangkan anak-anak perempuan cenderung memilih bermain karet, bola bekel, congklak atau teplak (bitte) di jalanan depan rumah.

Bermain Bitte/Teplak, Bermain congklak




Bermain Karet

O iya ada satu hal yg masih gw ingat sampai sekarang, yakni ada suatu pola dimana kita memainkan permainan tersebut secara musiman, saat musim layang-layang, semua anak membeli layang2 lengkap dengan Benang Gelasannya. Saat musim Tamiya semua anak memainkannya dengan gagang Payung sebagai pengarah saat Tamiya melaju di Jalanan. Saat musim Peletok (ini bukan bir lho !!) ini permainan dengan batang bambu kecil berlubang yg diisi amunisi kertas basah sehingga jika di hentakkan akan terdengar suara layaknya peluru keluar dari mulut senapan, kami memainkannya secara ber-regu lengkap dengan taktik serbu dan seragam kebesaran masing2.



Bermain tamiya, Sepatu Roda (Hiks...hiks ....hikss)


Saat musim sepatu roda dan roller blade, kami tidak memainkannya (karena orang tua kami tak sanggup membelinya) ha…ha…ha….


Tapi yg paling gw suka adalah ketika musim Cherry (kersem) dan kecapi, kami biasanya akan berkeliling menjajahi kampung orang, memanjat satu persatu pohon yg ada untuk mempreteli buah2nya yg sudah ranum. Setelah itu buah yg kita dapat kita hitung dan dibagi rata jumlahnya per anak. Pada masa itu dapat dengan mudah kita temui pohon kecapi maupun Cherry pada tiap lahan kosong/kebun. Bahkan saking banyaknya pohon kecapi saat itu, pemerintah kota sampai perlu mendirikan sebuah tugu patung Lele berdampingan dengan buah kecapi dibawahnya sebagai identitas kota kota bekasi saat itu.


15 Tahun berlalu seiring berputarnya roda pembangunan, kini sulit sekali menemukan pohon kecapi dan cherry, tanah lapang tempat kami biasa bermain dahulu pun sudah disulap menjadi rumah kontrakan petak-petak.


Jalanan depan rumahku yg dahulu hanya berbalut batu kerikil kini sudah dilapis aspal hitam. Tampaknya ruang terbuka yg ada kini telah dirampas dan dipapas oleh kepentingan birokrasi, anak2 tak lagi memiliki tempat untuk berbaur, berekspresi dan mengembangkan diri. Mereka kini terdampar diruang2 sempit, duduk manis didepan Televisi ditemani kotak hitam bernama Playstation.


Bermain Kotak setan (Playstation)


Dan, para Orang tua tampaknya lebih senang dengan kondisi seperti ini, melihat anaknya duduk manis di depan Televisi atau bermain game seharian, daripada melihat anaknya aktif bermain di ruang terbuka, alasannya klise (biar mudah di kontrol !!). Di tambah kecenderungan para Ibu sekarang mengalami Syndrom “Jenuhnya menjadi Ibu“. Maksudnya para ibu sekarang lebih memilih menghabiskan waktu santai di malam hari dengan menonton Sinetron ketimbang mengajari anaknya belajar baca-tulis. Kini tidak ada lagi permainan musiman seperti yg biasa kami lakukan dahulu dan tanah lapang pun kini hanya tinggal cerita. Lengkaplah Suddahhh !!!!


Kini gw pun mengerti mengapa suasana sore yg cerah ini nampak sepi, dan gw pun masih tertegun sambil bertanya dalam hati, sampai kapan kondisi ini terus berlangsung ????



SELAMATKAN RUANG TERBUKA YANG ADA !!!!!

1 comment:

  1. jd inget jaman dulu, sayangnya anak2 sekarang lebih dimanjakan oleh teknologi yang ada..
    gw setuju sama pernyataan yang menyebutkan PS sebagai 'kotak setan'.. emang bnr klo itu barang bikin males belajar, hampir mirip sama narkoba yg bikin jadi 'kecanduan'..

    slm knal jg.. thx udh maen ke 'kost' gw ya.. hehe

    ReplyDelete